Berikutini ada 5 larangan dalam Perkawinan Adat Batak Toba 1. Na Marpadan / Padan Na marpadan / padan atau 2 marga yang memiliki hubungan perjanjian yang sudah ditetapkan oleh orangtua jaman dulu dari marga tertentu, dimana laki-laki dan perempuan tidak bisa saling menikah karena marga laki-laki dan marga perempuan memiliki hubungan perjanjian. 4 BERHATI LEMBUT DAN SUKA MENOLONG. Meski nada bicara mereka kasar dan cenderung blak-blakan, sebenarnya mereka punya niat baik, yaitu ingin agar kita berubah. Hati mereka juga lembut dan nggak tahan melihat keluarga atau teman yang sedang kesusahan. Jika kamu sedang sedih dan butuh tempat curhat yang tepat, orang Batak adalah pilihan yang tepat. Karena, mereka nggak cuma mendengarkan, tapi bisa kasih solusi dan memberikan pertolongan. Jadiseandainya seorang Batak menikah dengan suku Jawa atau Sunda, akan membutuhkan adaptasi soal interpretasi dan intonasi suara. Seorang Batak yang berbicara dengan suara kencang kepada Istrinya yang non-Batak, bisa menimbulkan multi intrepretasi. baca : Jokowi Bakal Berbesan dengan Orang Batak) 3. Lebih mapan dan bijak Apakah lebih baik bekerja keras sepanjang hari untuk menafkahi seorang istri yang menghabiskan semua uang Anda, atau akan lebih baik membagi pengeluaran Anda dengan pasangan yang berkontribusi secara finansial? Kemandirian finansial adalah salah satu keuntungan menikahi 9Keuntungan Berpacaran Dengan Cowok Batak Prinsip Boru Ni Raja Prinsip ini sudah ada sejak zaman nenek moyang suku Batak. Artinya adalah melindungi boru ni raja (putri raja atau gadis yang mendampinginya). Menurut orang Batak, perempuan harus diperlakukan seperti putri raja. Ternyata biasanya pernikahan menggunakan adat Batak ini akan diselenggarakan secara besar-besaran. Acara pernikahan kamu pasti akan menjadi lebih semakin meriah karena banyaknya handai taulan dari kamu dan pasangan yang pasti diundang. Jikakamu orang Batak, mungkin kamu cukup familier dengan aturan-aturan yang berlaku di sana termasuk salah satunya dalam hal pernikahan. Melansir berbagai sumber, hal ini ternyata menjadi kewajiban demi melanjutkan keturunan kalau bisa laki-laki agar bisa melanjutkan marga yang dimiliki. Jika kamu orang Batak atau saat ini kamu memiliki pacar 1 Dengan tinggal sendiri, kamu dan dia juga bebas mengatur rumah tangga sendiri. Bukannya tak mau dicampuri, tapi terkadang campur tangan orang tua membuat rumah tangga tak nyaman. Credit: Andrea Piacquadio from Pexels. Alasan pertama yang jelas terasa dampaknya adalah, kalau kamu bisa bebas atur-atur rumahmu sendiri. Namunbanyak kelebihan dari orang batak yang jarang diketahui oleh orang banyak . 1. Orang Batak Itu Berhati Lembut Jadi hidup orang Batak itu penuh dengan pemberian dan penerimaan berkat. 5. Tidak akan menikah sebelum hidup mapan. Menikah tanpa hidup mapan adalah tabu Sebelum menikah, orang Batak diharuskan hidup mapan baik bagi laki-laki KekuatanOrang Batak Toba Menurut Pastor Dr. Herman Nainggolan. Orang Batak Toba memiliki kelebihan-kelebihan. Demikian disampaikan Pastor Dr. Herman Nainggolan, OFMCap dalam Seminar Tahun Keluarga HKBP Distrik X Medan-Aceh, 21 Mei 2016 di Hotel Danau Toba, Medan. Kelebihan tersebut merupakan kekuatan. Minimalkapasitasnya untuk jumlah undangan 1.000 orang karena pernikahan dengan adat Batak selalu diselenggarakan secara besar-besaran. Adapun, biaya untuk menyewa gedung sekitar 8 - 10 juta, dekorasi 30 juta, mobil pernikahan 5 juta, sepatu pernikahan 1 juta. 2. Biaya Sinamot 1 Menikah beda suku sering dikomentari dengan stereotip kedaerahan Stereotip kedaerahan akan didengar sejak sebelum Anda menikah dengan pasangan yang beda suku. Pernahkah mendengar, "Wah, calon suamimu Batak ya? Hati-hati, orangnya kasar," atau "Calon suami orang Sunda? Kabarnya orang Sunda suka selingkuh." Untukpernikahan dengan mengusung adat Batak diketahui prosesnya termasuk yang cukup panjang Ada banyak proses yang kamu lalui agar lamaranmu bisa diterima oleh pihak wanita sehingga kamu bisa menikahi wanita impianmu. Agak terkesan berbelit-belit, tapi sebetulnya menarik untuk dilalui. baca juga: Ini Akibat Anak yang Dipaksa Menikah Paraorang tua mengatur kesepakatan dalam menentukan pernikahan, siapa pasangan yang cocok untuk anaknya, dengan cara di jodohkan (Tambunan, 1982). Pernikahan berdasarkan perjodohan biasa disebut pernikahan dengan pariban dalam budaya Batak. Pernikahan pariban juga bisa terjadi dengan cara pacaran dengan pariban. Kirakira serumit apa ya menikah ala Orang Batak ini? Yuk, simak ulasan berikut! Larangan untuk menikah dengan orang bermarga sama. Larangan menikah dengan marga serupa [Sumber gambar] Namanya Mar-Ito, yaitu tidak boleh menikahi orang dengan marga yang sama. Misalnya saja si lelaki berasal dari marga Gurning, perempuan juga bermarga Gurning, maka kedua belah pihak dianggap masih bersaudara, walaupun sebenarnya tidak punya hubungan apa-apa. 1oGwNmC. Dalam hal pernikahan adat, setiap suku yang ada di Indonesia memiliki keunikan masing-masing. Hal yang sama berlaku pada pernikahan adat Batak. Bukan hanya pada pernikahan, ada Batak memiliki berbagai keunikan di banyak aspek, mulai dari pertuturan, adat melahirkan, adat kematian, hingga adat-adat lain yang mungkin sekilas terdengar rumit. Kembali ke masalah pernikahan, suku yang banyak berdiam di wilayah Sumatera Utara ini dikenal sebagai suku dengan ritual dan tata cara pernikahan yang cukup ribet, susunan acara pernikahan adat yang sangat panjang. dan iringan lagu Batak yang melantun dari awal hingga akhir acara. Bukan hanya itu, pernikahan adat Batak juga dikenal sebagai salah satu acara dengan biaya pernikahan yang tinggi. Bahkan ada istilah yang menyatakan bahwa orang Batak yang ingin menikah haruslah kaya terlebih dahulu. Jika tidak kaya, maka jangan menikah dulu. Apakah hal tersebut benar? Yuk, simak beberapa alasan mengapa pernikahan adat Batak dikenal mahal! Sinamot Meskipun sinamot adalah bahasa Batak, mungkin bagi orang-orang non-Batak kata ini sudah tidak terdengar asing lagi di telinga. Sinamot sendiri kurang lebih sama seperti uang mahar. Saat persiapan pernikahan adat Batak, biasanya pada acara martumpol atau tunangan, pihak mempelai pria menyerahkan sejumlah uang kepada pihak mempelai wanita. Besaran sinamot biasanya dihasilkan dari kesepakatan antara kedua belah pihak. Konon, jumlah sinamot pada adat Batak ditentukan oleh beberapa hal, seperti tingkat pendidikan atau pekerjaan bahkan status keluarga sang calon mempelai wanita. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau pekerjaan, atau semakin terpandang keluarga sang calon pengantin wanita, maka semakin tinggi jumlah sinamotnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa terkadang sinamot dipengaruhi oleh rupa sang pengantin wanita. Semakin cantik rupanya, semakin tinggi sinamotnya. Faktor unik lain yang dapat mempengaruhi besaran sinamot jarak tempat tinggal pria dengan wanita. Biasanya pernikahan adat Batak dilakukan di kampung halaman sang pria. Jika jaraknya jauh dari rumah sang pengantin wanita, tentu akan dibutuhkan biaya transportasi yang lebih besar agar keluarga sang wanita bisa hadir ke acara pernikahan. Ya, sejatinya sinamot yang diserahkan pihak pria kepada keluarga pihak wanita juga digunakan untuk keperluan pernikahan tersebut. Ulos Ulos merupakan kain khas dalam adat Batak yang dijadikan sebagai seserahan pernikahan. Selain menyerahkan sinamot kepada pihak wanita, ulos adalah salah satu hal yang wajib diserahkan oleh pihak pria. Selain diserahkan sebelum hari H pernikahan, penyerahan ulos juga diadakan saat upacara pernikahan berlangsung. Biasanya penyerahan ulos ini dilakukan sambil manortor atau melakukan tarian adat Batak yang diiringi dengan musik dan lagu Batak pesta pernikahan. Harga ulos sendiri berbeda-beda, tergantung jenisnya, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta Rupiah. Jenis dan harga ulos yang dijadikan sebagai seserahan juga melambangkan status keluarga. Adat membeli marga Marga adalah hal yang sangat berharga bagi orang Batak. Untuk pria Batak yang ingin menikahi wanita bukan Batak, maka persiapan pernikahan Batak hingga biayanya akan lebih rumit dan mahal lagi. Hal ini dikarenakan jika kedua mempelai ingin disahkan secara adat, maka mereka harus membeli marga untuk sang mempelai wanita. Biasanya, marga yang diberikan kepada sang mempelai wanita sama dengan marga sang ibu dari mempelai pria. Jadi nantinya sang mempelai wanita dijadikan sebagai anak angkat dari saudara laki-laki ibu sang mempelai pria boru ni tulang atau anak perempuan tulang—saudara laki-laki ibu Di tahap pembelian marga ini, ada beberapa seserahan berupa ulos dan uang yang harus diserahkan kepada sang pemilik marga tulang. Nah, itu dia beberapa alasan mengapa pernikahan adat Batak dikenal sebagai salah satu pernikahan adat termahal. Bagaimana menurutmu? Apakah ada Batak itu rumit? Ilustrasi iStock Minggu, 23 Mei 2021 Sebelum Ben Silaban merantau dari kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara, ke Jakarta, sang ibu mengajaknya bicara empat mata. Sebagai keluarga yang menjunjung tinggi adat istiadat suku Batak, barangkali ibu Ben khawatir jika anaknya kepincut dengan gadis di Ibu seperti mayoritas keluarga Batak lainnya, Ibu Ben tentu lebih senang jika anak-anaknya memiliki pasangan yang juga berasal dari suku Batak. Kisah cinta di dalam suku Batak memang pelik. Tak jarang para orang tua melarang anaknya berpasangan dengan non kisah cinta antara Batak dan non Batak karena terhalang restu orang tua sudah tak asing didengar. “Kamu nggak mau sama pariban-mu? sepupu-mu. Nggak usah jauh-jauh lah sama pariban saja,” ucap sang ibu kepada namanya juga cinta, Ben tidak pernah mengira dengan siapa selanjutnya ia akan menaruh perasaannya. Meski sang ibu telah berpesan demikian, Ben malah jatuh hati pada pandangan pertama dengan seorang perempuan yang ia temui di acara itu, Ben yang merupakan seorang pemain keyboard diundang menjadi bintang tamu. Dalam kesempatan itu ia mengiringi Joy Zemirah yang bertugas menyanyikan lagu. Kelanjutan kisah mereka bisa ditebak. Mulai dari PDKT sampai akhirnya mereka pacaran. Berbeda dengan Ben, Joy berasal dari keluarga yang multikultural. Ben Silaban dan Joy Zemirah saat menikah dengan adat suku Sabu, NTT Foto Dok Pribadi “Papa itu Bali-Ambon. Mama itu orang Surabaya tapi ada Madura, ada campuran Chinese juga. Aku pribadi lahir di Bali, besar di Kupang, NTT, terus mulai karir di Surabaya. Jadi aku hidup dengan budaya yang Indonesia banget. Nggak khusus satu daerah,” kata Joy kepada tahun Ben dan Joy menjalani pacaran jarak jauh. Bukan hanya latar belakang budaya yang berbeda, namun juga perbedaan usia keduanya terpaut 8 tahun. Menyatukan dua pribadi dengan begitu banyak perbedaan tentu bukan hal mudah. Jika orang Batak dikenal dengan suaranya yang lantang dan keras. Hal ini justru tidak dirasakan oleh Joy. “Justru aku lebih keras dari pada dia. Dalam hal itu aku lebih Batak daripada dia. Lebih keras kepala,” tawa Joy yang berprofesi sebagai MC ini. Aku pernah ditegur karena nenek-nenek aku panggil opung. Nenek itu langsung mengkoreksi Aku nih bukan opung kamu ya, aku nih nang tua.'" Setelah pertimbangan yang panjang, mereka berdua bertunangan di tahun 2015. Dua tahun kemudian mereka berdua memutuskan untuk menikah. Prosesi pernikahan yang panjang dan melelahkan harus mereka lewati karena kedua belah pihak keluarga meminta menikahkan anaknya dalam prosesi adat. Keluarga Joy yang berdomisili di Kupang menikahkan anaknya dalam prosesi adat suku Sabu.“Padahal aku nggak ada Kupang-Kupang’-nya. Di NTT itu kan ada beberapa suku, ya, yang paling aman untuk aku itu Sabu. Karna suku Sabu itu tidak minta mahar yang banyak,” cerita Joy yang April lalu baru merayakan empat tahun pernikahan yang lebih merepotkan telah menanti mereka di Medan. Pernikahan adat Batak telah dikenal sebagai salah satu yang cukup panjang dan rumit tata pelaksanaannya. Apalagi bagi mereka yang menjunjung tradisi turun-temurun dari keluarga, menghadirkan upacara pernikahan yang sesuai dengan adat istiadat adalah suatu hal yang membanggakan dan penuh kesakralan. Setelah menikah dengan adat NTT, keduanya melangsungkan pernikahan dengan adat Batak Foto Dok Pribadi “Cuma mungkin aku culture shock kali ya. Karena latar belakang aku tidak pernah punya pacar orang Batak. Tidak pernah punya teman orang Batak jadi aku nggak ngerti tentang adat istiadat Batak. Ketika mau menikah kayak langsung mau ujian nasional nggak ada bimbingan-nya. Kamu bisa bayangin bener-bener kaya meraba-raba,” tutur Joy yang kini sudah dikaruniai anak laki-laki berusia 3 mengurusi pernikahannya, Ben dan Joy beberapa kali bolak-balik ke Medan. Salah satunya untuk melalui prosesi Mangain. Dalam sistem pernikahan Batak, Mangain merupakan tradisi pemberian marga kepada seseorang yang bukan keturunan suku Batak jika ingin menikah dengan keturunan asli Mangain dilakukan dengan cara mengangkat seseorang yang bukan keturunan Batak suku lain sebagai anak angkat dari keluarga keturunan Batak yang telah ditunjuk. Setelah diangkat dan diberi marga, ia akan dianggap sebagai bagian dari keturunan sah dan berhak menyandang salah satu marga melewati prosesi ini, Joy pun menyandang marga menyandang marga Batak itu, Joy sudah tidak bisa lagi memanggil keluarga Ben dengan sebutan om dan tante. Joy harus beradaptasi dengan partuturan atau sistem kekerabatan dalam berinteraksi sosial di keluarga Batak. Joy wajib menghafal dan memanggil saudara Ben dengan silsilah yang benar.“Itu jujur yang sampai sekarang aku masih kesulitan. Harus bisa minimal atau ini panggilannya apa. Aku pernah ditegur karena nenek-nenek aku panggil opung. Nenek itu langsung mengkoreksi Aku nih bukan opung kamu ya, aku nih nang tua’” ucap Joy sambil menirukan nenek itu. Menikah dengan pria Batak, Joy menyandang gelar Samosir. Foto Dok Pribadi Setelah melewati prosesi pembelian marga yang panjang dan penuh tawar menawar, Ben dan Joy masih dihadapkan pada prosesi Mandok Hata untuk calon pengantin. Mandok Hata merupakan tradisi khas suku Batak yang biasanya diadakan ketika menyambut malam pergantian tahun. Seluruh anggota keluarga harus ikut tanpa kecuali mulai dari yang tua sampai kepada dengan namanya, Mandok Hatta berarti berbicara. Pada tradisi ini seluruh keluarga dipersilakan berbicara. Dalam hal ini memberikan nasihat dan petuah kepada Ben dan Joy yang akan segera menikah. “Perwakilan keluarga masing-masing bicara. Walaupun isi petuahnya sama-sama aja. Tapi itu cara kita untuk menghormati anggota keluarga terutama yang lebih tua,” kata melewati prosesi panjang, hal ini tidak membuat Ben dan Joy kapok. “Justru aku amaze sekali dengan keluarga Ben yang masih menjunjung tinggi adat istiadat. Dan Jangan takut nikah beda suku karena menurut aku perbedaan itu bisa melengkapi satu sama lain,” ungkap Joy baru pertama kali menikmati sajian ikan mas bumbu arsik khas Batak. Reporter Clara AnaPenulis Melisa MailoaEditor Irwan Nugroho [WidgetBaca Juga] 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID pbVQMcQIVAbrYKtHa1CfQmOgzgHkBZUGhdtSrFEOTOUW5316bwjXvQ== - Sebagai salah satu suku bangsa dengan populasi terbesar di Indonesia, Suku Batak, yang mendiami Sumatera Utara, memiliki beragam keunikan. Salah satu keunikannya adalah semua orang Batak mempunyai marga, yang menunjukkan asal keturunan mereka. Suku Batak terbagi ke dalam enam sub-suku atau puak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak puak memiliki ciri khas nama marga, yang berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan. Karena orang Batak menganut paham garis keturunan bapak patrilineal, maka dengan sendirinya marga tersebut juga berasal dari marga Batak yang ada saat ini diperkirakan mencapai hampir 500 marga. Lantas, mengapa orang Batak mempunyai banyak marga dan bagaimana asal-usulnya? Asal-usul marga Suku Batak Menurut cerita tentang asal-usul orang Batak, dikatakan bahwa nenek moyang mereka adalah seorang putri surga bernama Siboru Deak Parujar, yang menikah dengan Raja Odap-odap. Dari perkawinan mereka, lahir anak kembar bernama Raja Ihot Manisia laki-laki dan Boru Ihot Manisia perempuan. Raja Ihot Manisia mempunyai tiga anak, salah satu di antaranya adalah Raja Miokmiok, yang kemudian memiliki anak bernama Eng Banua. Eng Banua memiliki tiga anak bernama Raja Bonang-bonang, Si Raja Atseh, dan Si Raja Jau.

keuntungan menikah dengan orang batak